Delapan Sapaan dalam Bahasa Manggarai Yang Mengalami Perluasan Makna
Hai Sahabat Idelando...
Idelando-Sapaan adalah morfem, kata, atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan antara pembicara (Kridalaksana, 1982). Oleh karena sifat hubungan pembicara yang terlibat dalam suatu komunikasi berbeda-beda, maka sapaan pun ada berbagai bentuk.
Penggunaan kata sapaan dalam suatu komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti siapa yang menyapa, siapa yang disapa, dan hubungan antara menyapa dan disapa. Selain itu, kata sapaan yang digunakan untuk bertegur sapa tidak selalu sama untuk setiap lawan bicara. Dalam budaya komunikasi masyarakat Manggarai ada berbagai bentuk sapaan. Seiring berjalannya waktu, sapaan-sapaan itu mengalami perluasan makna. Berikut ini sapaan-sapaan dalam bahasa Manggarai yang mengalami perluasan makna berdasarkan hasil penelitian Sartika (2016) dalam Sapaan dalam Bahasa Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan penelusuran Idelando:
Baca juga: Ruteng Butuh Tempat Sampah
[1] Sapaan Ema
Sapaan ema adalah sapaan yang dipergunakan untuk menyapa ayah kandung penutur, atau bisa juga digunakan untuk menyapa ayah kandung dari suami atau istri penutur. Sapaan ema mengalami perluasan arti yaitu ema bisa juga digunakan oleh cucunya untuk menyapa kakek kandungnya. Namun, masyarakat Manggarai khususnya di perkotaan, sapaan ema jarang sekali digunakan. Masyarakat Manggarai menggunakan kata bapa untuk menyapa ayah. Begitu pun untuk menyapa kakek, masyarakat Manggarai menggunakan kata opa.
[2] Sapaan Ende
Sapaan ende adalah sapaan yang dipergunakan untuk menyapa ibu kandung penutur. Sapaan ini juga bisa digunakan untuk menyapa ibu kandung dari suami atau istri penutur. Sama seperti sapaan ema mengalami perluasan arti, sapaan ende juga sebaliknya. Ende bisa dipergunakan oleh cucunya untuk menyapa nenek kandungnya. Namun, masyarakat Manggarai khususnya di perkotaan jarang sekali menggunakan sapaan ende, karena masyarakat Manggarai lebih banyak menggunakan kata sapaan mama. Begitu pun untuk menyapa kakek, masyarakat Manggarai menggunakan kata oma.
[3] Sapaan Amang
Kata sapaan amang adalah sapaan yang dipergunakan oleh seorang anak untuk menyapa saudara kandung ibunya dan bisa juga untuk menyapa suami dari saudari kandung ayah penutur. Kata amang bila diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi om atau paman. Kata sapaan amang juga bisa digunakan oleh seorang pemuda untuk menyapa ayah/ bapak kandung dari gadis yang disukainya. Selain itu, kata amang juga digunakan untuk memanggil seorang pria dewasa yang tidak memiliki hubungan darah dengan penutur.
Baca juga: Ruteng-Labuan Bajo: Perjalanan Menyenangkan tapi Menyeramkan Bagi Kaum Antimo
[4] Sapaan Inang
Kata sapaan inang adalah sapaan yang dipergunakan oleh seorang anak untuk menyapa saudari kandung ayahnya dan bisa juga untuk menyapa istri dari saudara kandung ibu penutur. Kata inang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi tanta atau bibi. Kata sapaan inang juga bisa digunakan oleh seorang pemuda untuk menyapa ibu kandung dari gadis yang disukainya. Selain itu, kata sapaan inang juga bisa digunakan oleh seorang pemuda untuk menyapa ibu kandung dari gadis yang disukainya.
[5] Sapaan Nara
Kata sapaan nara digunakan oleh penutur wanita untuk menyapa adik atau kakak laki-laki kandung. Dalam perkembangannya, sapaan nara juga bisa digunakan oleh penutur wanita untuk menyapa saudara lakilaki meskipun tidak mempunyai hubungan darah kandung atau pertalian kekerabatan.
[6] Sapaan Weta
Kata sapaan weta digunakan oleh penutur pria untuk menyapa adik atau kakak perempuan kandung. Dalam perkembangannya, sapaan weta juga bisa digunakan oleh penutur pria untuk menyapa saudari perempuan meskipun tidak mempunyai hubungan darah kandung atau pertalian kekerabatan.
Baca juga: Dulu Bucin Minta Ampun. Sekarang Kontakan Secukupnya
[7] Sapaan Kesa
Kata sapaan kesa adalah sapaan yang digunakan oleh seorang pria untuk menyapa saudara laki-laki dari istrinya baik saudara kandung maupun tidak tetapi memiliki hubungan pertalian kekerabatan. Kata sapaan kesa bisa juga digunakan oleh seorang pria untuk menyapa suami dari saudarinya baik saudari kandung maupun tidak tetapi memiliki hubungan pertalian kekerabatan. Dalam perkembangannya, terutama zaman sekarang, kata kesa sering digunakan remaja laki-laki untuk menyapa teman sebaya laki-laki, teruatama dalam komunikasi santai.
[8] Sapaan Kraeng
Sejak zaman nenek moyang di Manggarai dikenal bentuk kata sapaan kraeng. Sapaan kraeng secara harafiah artinya adalah tuan. Kraeng khusus ditujukan untuk seseorang (laki-laki) yang berketurunan bangsawan, misalnya raja, kesatria, dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman, kata sapaan kraeng tidak hanya ditujukan untuk turunan bangsawan tetapi juga digunakan secara umum terhadap orang-orang yang memiliki kedudukan atau jabatan dalam masyarakat (seperti bupati, lurah, camat, dan sebagainya) sebagai bentuk penghormatan. Kemudian, sekarang ini, kata sapaan kraeng sering digunakan masyarakat Manggarai (laki-laki) untuk menyapa teman sebaya laki-laki, teruatama dalam komunikasi santai.
Sahabat Idelando, sekian dulu uraian tentang sapaan-sapaan dalam bahasa Manggarai, ya. Bagi kaum Adam, mungkin sampai saat ini masih bingung menyapa orang tua dari doi waktu pertama kali berkunjung ke rumah doi, kalian bisa gunakan kata inang dan amang untuk menyapa ibu dan ayah kandung dari doi. Hehehe
oleh Opin Sanjaya
0 Komentar