Patah Hati dan Lagu Yang Aku Banget
Kalimat ini sangat akrab dengan orang yang sedang patah hati. Apalagi saat curhat dengan teman sambil putar lagu galau plus kopi dan gerimis. Pasti kita baper dengan lirik-lirik yang menghanyutkan itu. Kawan-kawan pernah pikir tidak, saat seperti itu, kadang kita sedih bukan karena masalah yang sedang kita hadapi, melainkan karena lirik lagu. Karena mengalami hal yang sama, kita sering menghayal jadi tokoh paling sedih dalam lagu. Saking sedih, wajah kita pas momen itu (pasti) jelek sekali ekspresinya. Apalagi kalau asli jelek, hem.😁😁 Tipsnya jangan curhat di tempat yang ada cermin, takut tidak terima kenyataan (muka=sadar diri).
Dengar lagu saat patah hati adalah salah satu cara dalam proses menyembuhkan diri. Sembuh untuk berdamai dengan mantan dan diri sendiri. Semua lagu yang bertema galau, pasti akan semakin dirasa liriknya dalam situasi galau. Padahal, itu lagu yang hari-hari kita dengar tanpa peduli dengan maknanya. Walaupun sebelumnya lagu itu hanya pengiring main sabun di kamar mandi (mandi gaes).
Saat galau, beralih ke tempat umum sekali pun, semua lagu akan terkesan sama ketika tidak sengaja didengarkan. Hari-hari terasa hampa. Berharap orang akan mengerti den kita pu keadaan saat itu. Berada di pangkalan angkot sekali pun masih baper. Dalam hati, harusnya, kita diperhatikan, tapi kawan sadar diri juga, biar itu lagu kita banget, tetap opreter masih malas tahu. Dia menghibur penumpang, bukan kita. Syukur-syukur kalau dia dan penumpang juga sedang patah hati, kita baper masal hari itu.
Saat nongkrong dan acara keluarga, lagu pengisi cerita juga akan dirasa sama. Kita lebih banyak diam dan meresapi lagu ketimbang berbagi cerita. Belum lagi saat lanjut sesi karaoke, sumpah su tahu lagu apa yang mau dinyanyikan toh. Pasti yang "aku banget". Basa-basi saat mulai karaoke juga tidak kalah keren: Bro/adek, kasih Kae dulu. Ini lagu gagah betul. Kita bilang gagah, tapi yang antre mic pasti tahu kalau kita lagi galau. Walau kita mengelak dengan cara apa pun. Namun, teman yang mengerti dengan kita pu situasi, pasti mereka kasih los toh.
Mulai alunan musik intro, kau akan terdiam. Mengedipkan mata untuk mulai merasakan lagu. Kau tarik enak lirik baris pertama, penuh perasaan. Teman dan keluarga diam terharu (tertawa sembunyi). Kau mulai menyanyi berusaha untuk tidak menangis. Cara ini juga sebagai satu kesempatan menangis tanpa ditertawakan. Itu muka kembali ke mode pabrik, pasti. Pas jeda solo kau buka mata, matikan mic dan bilang lagi, "ni lagu saya banget ow". Penonton hanya mengiyakan. Lanjut tarik sampai reff. Semua akan keren jika lagu itu kau selesaikan. Kau akan mendapatkan kalimat nasihat dan penguatan standar umum untuk move on sebagai hadiah. Lain cerita jika lagu gagal di reff, kau mungkin ditertawakan atau dianggap gagal menyanyikannya. Harapan untuk menangis tidak bisa terwujud. Namun, kau punya satu alasan kuat sebagai pembelaan, "saya tidak bisa selesaikan ini lagu e, ini lagu saya banget ow, rasa skel". Su tahu toh, kau akan mendapatkan hadiahmu. Kesempatan nangis terbuka lebar. Banjir lagi.
Pernah tidak bahumu ditepuk dan telingamu mendengar, "Wanita itu banyak. Sebelum mereka jadi ular, laki-laki su ganti kulit tujuh kali". Jawabanmu cuma satu dan sambil menangis, "Saya kuat, tapi ini lagu saya banget ow".
Penulis: Yoan Soro
0 Komentar