Ruteng-Labuan Bajo: Perjalanan Yang Menyenangkan Tapi Menyeramkan Bagi Kaum Antimo
Jarak Ruteng menuju Labuan Bajo kurang lebih 120 km, dapat ditempuh dalam waktu 4 jam menggunakan mobil. Selama perjalanan kita disuguhkan dengan beragam pemandangan, pemandangan yang paling banyak adalah hutan. Agak membosankan juga bagi kita yang sudah sering melakukan perjalanan dari Ruteng menuju Labuan Bajo. Duduk dekat jendela mobil, melihat pemandangan, dan mendengarkan musik jazz adalah hal yang paling nikmat dari perjalanan Ruteng menuju Labuan Bajo. Namun, perjalanan menyenangkan itu tidak berlaku bagi kaum antimo yang mencium aroma kabin mobil saja bisa pusing meskipun mobilnya hanya berdiam di tempat.
Perjalanan Ruteng-Labuan Bajo menjadi menyeramkan dan menakutkan bagi si mabuk kendaraan. Itu menjadi perjalanan yang penuh dengan derita. Bagaimana jika perjalanan itu harus dilakukan? Konsumsi obat anti mabuk adalah jawabannya, eh tapi, tidak semua orang mempan minun obat anti mabuk, entah itu antimo, simetidin, dramamine dan sejenisnya. Bahkan, sebelum melakukan perjalanan banyak yang melakukan ritual-ritual khusus dalam bahasa Manggarai disebut "sungke", seperti minum air keran dan menaruh micin di saku. Entah siapa yang mengajarkan ritual itu, tapi beberapa kaum antimo mengakui kemujarabannya-- lari dari akal sehat juga sih.
Saking menakutkan, kadang kaum antimo sampai tak bisa tidur malam karena sudah terlebih dahulu membayangkan perjalanannya esok hari. Apalagi jika dia menghafal semua jalur dari Ruteng menuju Labuan Bajo, menghafal daerah mana saja yang tikungannya banyak dan ekstrim. Jika ada yang berpotensi, dia akan meluapkan isi perutnya. Penderitaan itu makin menjadi ketika mobil yang akan digunakan tidak mendukung ketenangan dan kenyamanan selama di perjalanan.
Mari kita membayangkan perjalanan penuh penderitaan ini, bayangkan jika kamu adalah kaum antimo, kamu menggunakan mobil travel jenis avanza dengan warna hitam dan kaca film super gelap serta penumpang yang berdesakan dari Ruteng menuju Labuan Bajo. Kamu mendapat tempat duduk di baris kursi ketiga, di antara dua penumpang lainnya dan di bagasi belakang tempat dudukmu penuh dengan tas penumpang dan sebuah spiker superbass. Di dalam kabin mobil terdapat dua varian stella pengharum ruangan, AC mobil yang kebetulan mati, musik yang keras dan sang sopir yang sedang merokok, double kill! Tiba di Cancar yang mana masih jauh dari kata setengah perjalanan kamu sudah mulai keringat dingin, memasuki daerah Pasar Sotor perutmu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan meluapkan sesuatu serta kepala yang sudah mulai pusing. Perjalanan pun tiba di tempat penyiksaan pertama, yap.. Pa’ang Lembor, tikungan tanpa ampun yang menjadi momok menakutkan bagi para kaum antimo dan di situ kamu meluapkan isi perut di kantong plastik warna hitam, eitss itu baru Pa’ang Lembor, masih banyak daerah yang menantimu dan menyuguhi santapan tikungan ekstrim, Triple Kill!
Tiba di pasar Lembor, kamu akan sedikit tenang karena jalur di daerah tersebut lurus dengan sedikit tikungan. Itu setengah dari perjalanan Ruteng-Labuan Bajo. Perutmu aman di daerah ini, tapi tidak berlangsung lama. Perutmu akan kembali disiksa karena tikungan Bambor, Roe, Melo menantimu kawan! Tiba di Melo kamu sudah dapat melihat kota Labuan Bajo, segara tiba dan penderitaan itu juga segera berakhir. Eits tunggung dulu, sebenarnya dari Melo menuju kota Labuan Bajo kamu akan muntah lagi sebanyak dua sampai tiga kali hahah! Syedih, ketika tiba di Labuan Bajo, seharusnya kamu jalan-jalan mengunjungi spot-spot indah, eh malah tidur karena mabuk perjalanan dan yang lebih parahnya lagi lusa kamu harus kembali lagi ke Ruteng, Mampus!
Sekian dulu kisah sengsara perjalanan dari Ruteng menuju Labuan Bajo, semoga kalian yang akan melakukan perjalanan bukanlah kaum antimo, sehingga perjalanan itu akan menarik dan kisah sengsara ini tidak terjadi pada kalian.
Penulis: Rudi Herwanto
0 Komentar