Aku Rindu - Puisi-puisi Maria Hadjon
tentang kamu yang terselib dalam bait rinduku
tentang kamu yang berhasil membuatku menikmati secangkir rindu yang terkadang ingin kupecahkan
Aku Rindu
Di setiap tidur malamku yang panjang
Dirimu
hadir menjelma sebagai akar dari saraf
Menjelajahi
seluruh pikiranku
Merasuki
sanubariku yang kelabu
Lalu
di setiap
pagiku
Kau
menjelma sebagai kicauan burung
Menyapa
hangat bagaikan mentari
Tak
tahu kah kau bahwa aku
rindu
Mendengar
merdu suaramu saat kau tertawa
Memandang
indah bola matamu
Lalu
berbincang tentang pagi yang singkat
Sungguh…
Raga
yang terpisah menyiksaku
Dan aku tak bisa memusnahkan jarak yang berkuasa
Teramat Rindu
Saat
sebelum senja tiba
Harapku
senja kali ini berakhir bahagia
Namun
apalah daya jurang waktu tak berpihak
Rasa
kecewa memberi setitik goresan
Ingin
sekali tuk menghentikan waktu
Kuingin
menikmati sedikit senyummu
Sebab
aku tak kuasa membiarkan senyummu layu
Oh, jingga katakan pada senja bahwa aku teramat rindu
Rindu dan Cemburu
Mungkin
ini salah
Atau
aku yang terlalu padamu
Rasa
yang tak ingin jauh
Antara
aku dan kamu
Tak
ingin terbagi
Tak
ingin berpisah
Aku
rindu
Aku
cemburu
Pada angin yang membelai rambutmu
Hujan
yang menemani soremu
Dan
motormu yang selalu kau tumpangi
Bahkan
pada selimut yang mendekapmu dengan hangatnya
Konyol
rasanya
Ya, aku terlalu mencintaimu
Hari Ini Hujan
Hujan
selalu membawa aroma yang tak biasa
Namun
aku terbiasa menikmatinya
Tentang
kita yang bermain hujan
Semua
rongga terbuka untuk aroma ini
Dan
bertahan lebih lama dalam dada
Kepada
hujan aku berpesan
Ambillah
rinduku dan hanyutkan bersama derasmu
Aku akan tegar seperti hujan yang menguatkan
Akhir Sebuah Rindu
Kau
tahu, menahan gejolak
rindu itu perih
Seperti
aku yang kau paksa melupa
Kau
sibuk mengukir senja yang baru di
sana
Di sini aku bertahan pada
senja yang kau janjikan
Meski
tak bisa kupastikan akhir yang bahagia
Namun
kerinduanku padamu
Membuatku
pecaya Tuhan akan menjaga rasa ini
Agar
terus ada dan tak pernah padam
Maka
biarkan rindu terus berkelana
Menuju pada empunya rindu
Namamu Baitan Rinduku
Angin
malam kembali menyapa
Di setiap sela-sela
kulitku
Hingga
kembali terisik kalbu heningku
Apa
kabar kamu?
Malam
ini terasa begitu dingin, bukan?
Bagaimana
senja hari ini, ada yang hilang?
Kuharap
ia tak mengambil rasa darimu
Kembali
kuselibkan sebait rindu pada malam
Angin
dan gelap penyalurnya
Di saat mereka tiba hirup
dan teguklah
Mereka adalah pembawa hadirku
Secangkir Rindu
Selalu kuceritakan kisah kita pada bait puisiku
Tentang kita yang selalu menelusuri jalan di kala hujan
Tentang secangkir kopi di kala senja
Tentang kita yang duduk bersama di tengah lapang
Mentari selalu saja membawa kita
Seolah memberi isyarat hari ini akan berakhir
Namun secangkir kopi selalu ada di samping laptopku
Di sudut kamar yang sama
Di ruang kalbu yang sama pula
Kuselalu menanti pada temu yang kau janjikan
Ingin kusudahi masa perkuliahan
Agar secangkir rindu dapat kau pecahkan
Tak ada lagi secangkir rindu
Tak ada lagi yang tersaji di sampingku
Hanya kamu dan kamu
Perihal Merindu
...
Kau
tahu, aku benci menunggu
Bukan
inginku memaksamu untuk terus mengabari
Bukan
maksudku memenjarakan bebasmu
Namun,
ini perihal rasa
Rasa
yang telah kau cumbui dengan cinta
Beri
sedikit kabar di mana pijakmu
Adalah pelerai atas kegundahanku
...
Di balik
kelopak senja yang begitu teduh
Kutitipkan
rindu dari sudut kota
Untukmu,
pria berwajah dingin namun menghangatkan
Padamu
selalu ada kerinduan
Padamu
selalu ada cerita
Dan
padamulah selalu ada gelisah
Sebab
tak ingin malam datang menyapa
Lalu meraibmu dari bayanganku
...
Di sudut malam, aku terlarut dalam
keheningan
Hanya
suara kaldu dan irama jangkrik yang mengiringi
Kunikmati
setiap detik alunan yang menghantarkan padamu
Semua
tentang kamu dan kisah kita
Ambu-ambu
romansa kerinduan terpapar mala
Inginku
hanyutkan semua kerinduan
Menumpahkan
semua hasratku
Di tengah jiwa yang menggigil sebab
kerinduan yang menyiksa
Hadirmu
yang hanya sebatas bayang bagiku
Adalah kegilaan yang merasuk jiwaku
...
Masih
tentang rindu
Yang hanya sebatas semu
Tak
pernah menghadirkan temu
Ada
banyak tanya di sanubari
Yang
sedang terbang melintasi
Tentang
rindu akan sebuah relasi
Apakah
aku terlalu candu?
Hingga
selalu memikirkanmu
Masih
adakah rasamu untuk kisah kita?
Atau
sudah lupa akan kisah kita?
Entah
itu rinduku atau tentang rasamu
Aku
serasa tanpa arah tuju
Perihal
rindu yang berakhir temu atau semu
Biarkan takdir yang menentu
Penulis: Maria Hadjon
0 Komentar