Bukit Porong dan Mata yang Tenang
Idelando.com-Saya sudah menempuh pendidikan selama 4 tahun di Sekolah Tinggi Pariwisata Negeri Bali dan menekuni jurusan Konsultan Perencanaan Destinasi Pariwisata. Selesai kuliah Tahun 2017 dan berusaha mencari pengalaman kerja di salah satu Hotel Berbintang di Legian Bali selama 2 tahun dan 1 tahun pernah menduduki jabatan sebagai Supervisor Front Office. Sedang asyik-asyiknya bekerja, tanpa undangan dan perencanaan yang matang saya harus berhenti bekerja. Alasannya satu, karena hotel tempat saya bekerja mengalami dampak dari pandemi Covid_19 pada bulan April 2020. Selanjutnya, mau tidak mau suka tidak suka saya harus kembali ke kampung halaman.
Selama di kampung, sejak Mei-Juni 2020 mulai bergabung bersama anak muda, yang setidaknya saat itu cukup
populer juga. Yah, alasannya karena sering buat masalah di Kampung. Tidak
ekstrem sebenarnya, hanya masuk dalam kategori mengganggu ketenangan
masyarakat. Ini adalah kebiasaan harian yang dilakukan hampir tiap hari selama
kurang lebih satu bulan. Saya terlibat dan kadang cape juga.
Membentuk
Organisasi Ikatan Pemuda Kreatif
Selanjutnya, saya ikut
berpartisipasi dalam pergaulan mereka. Urusan mabuk saya juga ikut. Tidak ada
satu pun aktivitas yang dilewatkan bersama mereka. Yah, salah satu alasannya karena
lepas kangen bersama hae reba labar one
beo. Namun, pada saat perkumpulan itu ada, perlahan-lahan muncul sebuah ide
untuk membangun sebuah wadah organisasi yang berbasis edukasi.
Sangat menarik karena semua
anak muda menyetujui dan berminat untuk bergabung. Sebuah organisasi lahir dari
perkumpulan tersebut dan organisasi ini kami namakan Ikatan Pemuda Kreatif
(IPK). Berbekal kapasitas dan pengaman yang saya miliki, saya mencoba
mengajak mereka untuk sama-sama belajar dan belajar bersama serta juga bekerja
sama untuk mewujudkan mimpi.
Sebagai kegiatan pembuka
organisasi IPK, kami mengadakan acara kecil-kecilan Welcome Party dengan tema "Siapakah Aku". Berangkat dari
sini, pembekalan awal sudah dimulai dengan mengasah skill, knowledge, dan attitude.
Bagaimana
Bukit Porong?
Motivasi awal kemunculan
organisasi ini karena adanya peluang Labuan Bajo sebagai destinasi
Superprioritas dan premium. Setidaknya kesempatan ini harus bisa kami
manfaatkan. Finally, kami
berinovasi untuk mengubah salah satu bukit menjadi Spot Wisata Selfie. Tentunya dengan konsep yang sederhana
dan ekonomis.
Pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Kurang lebih selama satu bulan, karena bahan yang kami gunakan berupa bambu dan kami mudah memperolehnya.
Setelah berhasil membuat spot wisata
selfie ini, kami mulai aktif di media
sosial serta mengikuti kegiatan dari Kemenparkraf untuk membuat Video Kreatif
yang bertema Desa Wisata. Puji Tuhan ternyata kami berhasil masuk di 5 Besar.
Bukit
Porong Mulai Dikenal
Beberapa bulan awal, belum
banyak yang mengetahui spot wisata selfie.
Kasarnya, tempat ini belum dikenal khalayak umum. Kami mencoba dengan
memanfaatkan skill yang kami miliki
dalam berpromosi. Salah satunya kami terus berusaha dan menggunakan platform media sosial yang ada untuk
mempromosikan hasil kerja kami.
Pada akhir tahun 2020,
ternyata Pemda mulai melirik dan kami mendapat kunjungan langsung dari
Disparekrafbud Mabar. Kami mendapat beberapa masukan dari ketua Disparekrafbud
Mabar. Salah satunya yang sempat beliau katakan adalah sebagai prasyarat berkolaborasi
dengan Pemda, Pemdes, dan stakeholder
lainya, kami harus membentuk sebuah Sistem Kelembagaan. Setelah dirunding
bersama, kami memberikan nama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bukit Porong.
Selanjutnya yang terlibat dalam lembaga ini bukan hanya anak muda melainkan
Masyarakat di Kampung Porong Tedeng.
Prestasi
Yang Diperoleh
Pencapaian Program Kerja
berjalan dengan baik dan sebagai apresiasi awal Desa Coal ditetapkan sebagai
Desa Wisata Baru di Manggarai Barat (Mabar). Kami mencoba memperluas jaringan
di tingkat Nasional dengan mendaftar di salah satu ajang Anugerah Desa Wisata
Indonesia (ADWI) 2021. Dalam ajang ini kami mampu meraih nominasi 300 mewakili
Mabar.
Prestasi lainnya, kami juga berkolaboasi
dengan salah satu travel agent internasional Adventure Travel Trade Association (ATTA) dalam program Virtual Tour Pengenalan Budaya Indonesia
dan Australia. Project Desa Wisata
Coal berhasil menarik perhatian Pemda sehingga 5 lembaga (Swiss Contact, PoltekElbajo, Dispar, DMPD, BAPEDA) turun ke lokasi
melakukan penilaian. Hasilnya memuaskan karena masuk kategori ke 2 Desa Wisata
Berkembang.
Goals
Bukit Porong mampu menjadi
penghubung supplay produk ekonomi
kreatif (ekraf) dengan Brand Lokal berkualitas ke Kota Premium Labuan Bajo. Salah
satunya Kopi Ntala, Kopi Berbagi Cerita.
Kami bersyukur, pada Tahun 2021 jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 1025 orang. Sebagian besarnya adalah wisatawan lokal. Jumlah ini sangat memuaskan bagi kami dan menjadi catatan penting untuk mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang akan berkunjung pada tahun 2022 dan tahun yang akan datang. Selain itu kualitas pelayanan dan fasilitas akan kami upayakan semaksimal mungkin.
Sebagai catatan penutup saya memiliki satu prinsip yang perlu ditanamkan dalam diri anak muda saat ini yakni: Jangan hanya berpikir menjadi pekerja, tetapi berpikirlah menjadi pemilik (owner). Ciptakan inovasi baru dan wujukan dengan karya, karena karya mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang.
*Catatan: terdapat kesalahan penempatan tanda koma pada alamat di gambar. Seharusnya Porong Tedeng, bukan Porong, Tedeng.
Tentang Tokoh
Nama lengkap Alfonsius Sumarno Patut, S.Par. Pemuda kelahiran Porong Tedeng, 1 Agustus 1994 ini telah menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Negeri II Bali, Prodi Destinasi Wisata. Sertifikasi BNSP: Konsultan Perencanaan Destinasi Pariwisata. Pemuda yang biasa disapa Rhony ini memiliki hobi travelling, bernyanyi, dan bekerja keras.
0 Komentar